Gombong menjadi salah satu kota tertua di Jawa Tengah. Banyak bukti sejarah yang jadi dokumentasi keberadaan kota tersebut.
Untuk memberikan informasi lebih dalam terkait kota tersebut, pameran foto tua digelar Roemah Martha Tilaar (RMT) Gombong, sejak Selasa ( 8/8/2017) sampai dengan Sabtu (12/8/2017). Pameran yang diselenggarakan lembaga nirlaba milik pengusaha Martha Tilaar ini merangkai sejarah Gombong dengan foti foto. Foto foto itu sebagian besar milik warga Kota Gombong, menjadi bukti sebuah sejarah Gombong.
Pameran foto hitam putih, koleksi warga Kota Gombong yang diberi bertajuk “People’s History Of Gombong “ tidak hanya berhenti setelah pameran itu selesai. Pengelola RMT di Jalan Sempor dan curator pameran merangkai foto foto yang merupakan kejadian perkembangan sejarah Gombong di masa lalu. Foto foto itu memastikan, ada potensi dan perkembangan Gombong dari tahun ke tahun.
“Kami pamerkan 100 an foto lama, hitam putih, hanys satu dua yang searching dari internet, sebagian besar milik wargs, kami repro,” kata Marketing and Comunication RMT Alona Ong, kepada koranbernas.id, Kamis (10/8/2017).
Menurutnya, agar foto-foto tersebut lebih berumur lama maka akan dilakukan digitalisasi. Proses digitalisasi sebagian besar sudah dilakukan dan dipamerkan di RMT.
Selama pameran dan seterusnya, RMT tetap menerima foto foto koleksi orang orang Gombong. Foto foto yang sudah masuk dan dipamerkan, foto buatan tahun 1920 sampai dengan tahun 1950.
Ada bagian panel di ruang pameran, yang memberi kesempatan warga Gombong untuk menampilkan foto foto lama yang tersimpan, dan mungkin saja mengandung sejarah Gombong di masa lalu.
“Kami juga menampilkan beberapa artikel dan iklan majalan tahun 1925 dan 1950, dari sini terbukti Gombong sejakk dulu memiliki potensi besar,“ kata Alona Ong, sambil menunjukan sebuah foto iklan perusahaan rokok klembak menyan merek “ Djirem “ / siji marem.
Kepala RMT Gombong Sigit Triwibowo menambahkan kebanyakan praktek rekonstruksi sejarah di Indonesia, berfokus pada sejarah nasional, politik dan kekuasaan. Lembaga RMT yang dia pimpin, mencoba merekonstrulsi sejarah Gombong dengan cara yang berbeda. Sejarah warga tidak hanya menjadi catatan kaki yang dipandang tidak terlalu penting.
Pameran foto, sebagai konsep alternatif yang memberi ruang untuk warga ikut menunjukan sejarah kotanya dan wilayahnhya. Hal itu berdasarkan data dan ingatan yang disimpan warga.
Salah satu sumbangsih warga, menyampaikan foto pengalaman mereka.
“Sumbangsih warga terbuka,“ kata Sigit Triwibowo
Sumber : Bernas.com
Yvesta Putu Sastrosoendjojo