KEBUMEN, suaramerdeka.com – Perayaan tahun baru Imlek diramaikan oleh Roemah Martha Tilaar (RMT) Gombong, Kebumen dengan mengadakan Festival Cap Go Meh. Acara yang akan berlangsung Sabtu-Minggu (11-12/2) besok, selain menjadi event seni budaya, juga dimaksudkan agar masyarakat Gombong semakin memahami kemajemukan kota bentuk budaya yang membentuk kota Gombong hingga saat ini.
Melalui Festival Cap Go Meh akan diramaikan Pameran Wajah Sejarah Kota. Melalui pameran ini, RMT secara khusus ingin menggugah kesadaran warga untuk merekonstruksi sejarah kota. Pameran itu akan menampilkan berbagai foto dan dokumen, serta benda-benda bersejarah yang dimiliki oleh keluarga-keluarga di Kota Gombong dan sekitarnya.
Sejumlah foto klasik dipamerkan, antara lain foto klub bola basket yang bertanding ke Purwokerto tahun 1938. Selain foto-foto lama, juga akan ditampilkan dokumen-dokumen serta berbagai benda bersejarah seperti alat rumah tangga, senjata tajam, lukisan dan lain-lain. Salah satu dokumen yang cukup menarik adalah Kartu Keterangan Penduduk tahun 1959 juga yang bentuknya masih sangat sederhana.
Menurut Manager RMT Gombong Sigit Tri Prabowo, sejarah sebuah kota sebenarnya dapat ditelusur dari sejarah masing-masing warganya. “Jika kita rajin menata mosaik sejarah warga ini akan tersusun sebuah sejarah yang lebih obyektif, kaya warna dan tidak elitis serta miskin interpretasi,” ujar Sigi Tri Prabowo kepada suaramerdeka.com, Kamis (9/2).
Lebih lanjut, Sigit menyampaikan, Festival Cap Go Meh ini masih merupakan langkah awal. Pihaknya berharap bahwa di tahun-tahun mendatang festival ini dapat lebih berkembang dan dapat melibatkan banyak pihak. “Bahkan bukan tidak mungkin kelak kegiatan ini akan menjadi festival kota, dirancang dan dilaksanakan oleh semua kalangan warga Gombong,” kata Sigit.
Marketing Communication RMT Alona Ong mengungkapkan, bahwa Festival Cap Go Meh ini akan diisi dengan panggung budaya yang menampilkan berbagai bentuk seni budaya Tionghoa, baik tarian, nyanyian mau pun musik. Salah satu yang akan ditampilkan adalah permainan musik erl hu, alat musik gesek khas Tionghoa yang sudah jarang sekali dimainkan orang.
Selain akan ditampilkan barongsai sebagai ciri khas perayaan Imlek. Juga berbagai wahana yang bersifat membuka wawasan seperti kelas bahasa Mandarin, bincang-bincang budaya, hingga berbagai kuliner khas imlek.
Doddy Hermawan, salah satu warga Tionghoa Gombong mengungkapkan dukungannya terhadap acara serupa. Apalagi acara ini dikemas sedemikian rupa sehingga tidak berkesan eksklusif dan dapat dinikmati semua lapisan masyarakat.
“Dengan demikian masyarakat akan semakin menyadari bahwa keragaman yang ada dalam bangsa ini sesungguhnya merupakan kekayaan yang perlu dijalin demi kemajuan bersama,” ujar Doddy Herwaman.
FOTO KLASIK: foto klub bola basket yang bertanding ke Purwokerto tahun 1938 menjadi salah satu foto yang akan dipamerkan dalam Pameran Wajah Sejarah Kota dalam
rangkaian Festival Cap Go Meh di Roemah Martha Tilaar (RMT) Gombong, Sabtu-Minggu (11-12/2).
Sumber :
(Supriyanto/CN40/SM Network)
9 Februari 2017 22:06 WIB
http://berita.suaramerdeka.com/pameran-wajah-sejarah-kota-gombong-ramaikan-festival-cap-go-meh/