Roemah Martha Tilaar Gelar Festival Dolanan Tradisional

GOMBONG (www.beritakebumen.info) – Ingatkah kapan terahir anda berjalan menggunakan egrang? Adakah putra-putri anda saat ini yang bermain ‘dakon’ usai pulang sekolah? Bagaimana pula dengan kelereng, bekel, onclang karet, lompat tali, engklek, wayang daun singkong, holahop, kerajinan janur ataupun permainan tradisional lainnya? Tak dipungkiri, beragam permainan tradisional tersebut kini jarang sekali ditemui terlebih di wilayah perkotaan.

Prihatin dengan semakin tergerusnya berbagai bentuk permainan tradisional, Roemah Martha Tilaar Gombong bakal menggelar Festival Dolanan Tradisional, Minggu (24/4/2016) besok. Bertempat di Roemah Martha Tilaar Jl. Sempor Lama 28 Gombong, beragam wahana permainan dan kerajinan tradisional digelar non stopmulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB. Acara ini terbuka bagi masyarakat umum, dengan sasaran utamanya adalah anak-anak.

“Kami menyiapkan berbgai wahana permainan dan kerajinan yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Selain berbagai permainan, kami juga memberi kesempatan bagi pengunjung yang ingin belajar beberapa kerajinan dari janur. Semua tentu dikemas sederhana karena sasaran kami adalah anak-anak,” ujar Alona Novensa dari Roemah Martha Tilaar.

Salah satu stand yang diperkirakan akan menarik perhatian pengunjung adalah belajar membuat wayang singkong. Wayang yang dibuat dari dahan daun singkong ini merupakan salah satu permainan atau kerajinan yang banyak digemari anak-anak di desa jaman dahulu. Namun sekarang sudah sangat jarang yang menguasainya.

Menambah kemeriahan,juga akan digelar panggung budaya anak-anak. Berbagai kelompok seni anak akan tampil, seperti Ebleg Ngisor Gayam dari Wonokriyo, Orkes Kenthongan SMP Purnama Sempor serta aneka tari dari Sanggar Dhea. Perpaduan area dolanan dengan pentas budaya ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi anak-anak terhadap berbagai bentuk seni tradisional.

Menariknya lagi, pada gelaran ini akan diadakan lomba holahop, permainan ketangkasan menggoyang lingkaran rotan di pinggang. Lomba ini dibagi dalam tiga kelompok umur, kelas 1-3 SD, kelas 4-6 SD dan tingkat SMP.

“Sebagai hiburan kami menyediakan total hadiah ratusan ribu rupiah untuk lomba ini. Namun tentu bukan hadiah yang penting melainkan kemauan mengembangkan permainan yang bermanfaat,” papar Alona.

Sebagai nilai tambah dari permainan yang ada, Roemah Martha Tilaar menggandeng para pengrajin yang bergabung dalam Forum UMKM Online. Akan ada dua pengrajin yang mengajak anak-anak untuk belajar membuat berbagai bentuk kerajinan.

Alona menambahkan bahwa kegiatan ini digelar untuk memperingati Hari Bumi sekaligus Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day).

“Selama ini ketika berbicara pusaka budaya pasti pikiran kita tertuju pada seni pertunjukan, arsitektur dan peninggalan seni lainnya. Padahal berbagai bentuk permainan tradisional merupakan pusaka juga. Permainan ini sekaligus mencoba mendekatkan kembali anak-anak dengan alam dan rekan-rekan sebayanya. Lewat dolanan tradisional kita kurangi efek negatif dari teknologi komunikasi modern yang cenderung membuat anak menjadi asosial,” jelas Alona.

Sumber : beritakebumen.com
BK/mat/asm  Sabtu, 23 April 2016

http://www.beritakebumen.info/2016/04/roemah-martha-tilaar-gelar-festival.html

Artikel lainnya