Rumah Martha Tilaar Gelar Festival Dolanan Anak

Ratusan anak berkumpul di rumah Martha Tilaar, yang terletak di jalan Sempor Lama No 28 Gombong, kabupaten Kebumen. Mereka bermain dolanan anak tradisional  tempo dulu. Sebagian lagi  berkosentrasi membuat anyaman dari janur daun kelapa, senapan dari pelepah pisang dan membuat wayang dari batang daun pohon singkong.
Egrang,  hulahop, lompat tali,  gatheng, congklak merupakan dolanan anak tempo dulu yang hampir mendekati kepunahan. Rumah Martha Tilaar yang dalam salah satu misinya adalah melakukan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakata, sosial budaya yang berwawasan likungan,  merasa terpanggil untuk merevitalisasi dolanan anak  tempo dulu yang mulai banyak dilupakan.

Kepala Rumah Martha Tilaar, Sigit Tri Prabowo mengungkapkan, pada peringatan hari bumi tahun 2016 ini, rumah Martha Tilaar menggelar acara festival dolanan anak. Ada beberapa permainan anak yang disajikan, seperti egrang  dari bambu, egrang dari batok kelapa,  congklak,  lompat tali, holahop, membuat anyaman dari daun janur kelapa, membuat wayang dari batang pohon singkong, membuat mainan dari pelepah daun pisang, menggambar wayang dan lain sebagainya.
“Kita prihatin terhadap hak-hak anak yang mulai terabaikan. Hak anak-anak untuk bermain dengan aman, nyaman, berbagi kegembiraan dan kebahagiaan telah tercabut dari akar budayanya. Budaya anak-anak yag ceria, ekspresif, berkawan, berinteraksi dengan alam dan lingkungan telah mulai menepi.” tuturnya kepada Lintas24.com disela-sela kesibukanya mengendalikan acara di rumah Martha Tilaar, (24/04).

Ia menambahkan, secara sadar vatau tidak sudah lama hak anak untuk bermain, menikmati kegembiraan, merasa aman dan nyaman hampir terkikis oleh  hasutan dunia modern.
“Anak-anak sekarang kan terlihat mudah jenuh, mudah penjadi pemurung, pemarah, hiper aktif. Itu Karen energi mereka tidak tersalurkan dengan baik. Permainan anak-anak tempo dulu kan aktraktif, powerfull, melatih anak kreatif, energik dan cerdas.” tegasnya.

Hal sebada diungkapkan Dian Kusumawati salah satu pengelola rumah Martha Tilaar. Dikatakan Dian, anak-anak telah lama kehilangan kesemangatannya untuk bersosialisasi dengan lingkungan, keluarga dan teman-temannya.
”Era permainan digital  memang telah menjadi panduan anak-anak untuk larut dalam permainanya sendiri, anak-anak cenderung menyingkir dari hiruk pikuknya kesibukan orang tua yang hampir terkikis waktunya untuk berbagi kegembiraan bersama anak-anak.

“Anak-anak jaman sekarang lebih memilih berlama-lama didepan televise, game dan alat komunikasi modern yang justru menjauhkan diri dari kehidupan sosial dan kemasyarakatan,”ungkapnya
Ia mengatakan, anak sekarang -anak dibiarkan merespon hal-hal yang tidak mendidik dan tidak aman. Sebenarnya, dolanan anak sesungguhnya tidak saja berfungsi sebagai alat permainan, lebih karena dolanan anak tempo dulu mampu membentuk karakter anak sejak dini.

“Karakter dolanan anak yang selalu dimainkan beramai-ramai, akan mudah mendidik anak beradaptasi, bersosialisasi, berkomunikasi, bermasyarakat dan berorganisasi,”ungkapnya.
Rumah peninggalan orang tua maestro kecantikan yang popular di Indonesia ini, sejak 2014 telah dijadikan sebagai rumah museum, rumah budaya dan rumah pemberdayaan masyarakat. Lima poin utama yang menjadi konsentrasi kegiatanya adalah pendidikan, lingkungan, pemberdayaan perempuan,  seni budaya dan kesehatan.(Sinnangga)

Sumber : lintas24.com

Monday, April 25th 2016

http://lintas24.com/rumah-martha-tilaar-gelar-festival-dolanan-anak.html

Artikel lainnya